LOMBA ESSAY DAN ENGLISH SPEECH CONTEST

(RALAT)PETUNJUK PELAKSANAAN
LOMBA ESSAY DAN ENGLISH SPEECH CONTEST
BEM FKIP UNS 2010

A. Lomba Essay
Peserta : Peserta adalah mahasiswa perguruan tinggi se-Solo Raya
Waktu : 11 Oktober-4 November 2010
Ketentuan Lomba :
• Peserta adalah mahasiswa perguruan tinggi se Solo Raya
• Pendaftaran peserta di secretariat BEM FKIP UNS pada tanggal 11 Oktober-4 November 2010 pukul 09.00-15.00 WIB dengan membawa fotocopy kartu mahasiswa atau dengan mendaftar via SMS ke 085643912714 dengan format ESSAY_NAMA LENGKAP_UNIVERSITAS.
• Pendaftaran dikenakan biaya Rp 20.000,00 dibayarkan pada saat pendaftaran atau via bank BTN UNS no.rek 00152-01-51-002328-6 a.n Umi Satiti (bagi yang membayar via bank harap segera konfirmasi ke CP)
• Essay dikumpulkan dalam bentuk Hard File (rangkap 4) ke sekretariat BEM FKIP Gedung KBM Lt.1 Jalan Ir. Sutami 36 A Surakarta paling lambat pada tanggal 29 Oktober 2010 pukul 18.00 WIB (bagi yang mengirim via pos wajib menyertakan biodata diri dan fotocopy kartu mahasiswa di dalam amplop)
• Aturan penulisan : naskah essay diketik pada kertas HVS ukuran A4, margin 4-4-3-3, Times New Roman 12 spasi 1,5 , panjang tulisan 3-6 halaman.
• Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
• Karya yang diikutsertakan merupakan karya sendiri, bukan atas nama orang lain, dan belum pernah diikutkan dalam lomba yang lain.
• Tema Lomba Essay adalah Pemuda Bicara Melawan Korupsi. Peserta dapat memilih salah satu sub tema dibawah ini:
1. Strategi Mewujudkan Indonesia Bebas Korupsi Dimasa Depan
2. Mewaspadai Benih-Benih Korupsi dalam Jiwa Pemuda
3. Ketidaktegasan Pemerintah dalam Upaya Pemberantasan Korupsi
• Penilaian karya ilmiah oleh 2 dewan juri yang ditunjuk oleh panitia.
• Keputusan dewan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
• Pemenang akan diumumkan pada saat Diklat Profesionalisme Guru BEM FKIP UNS Pada tanggal 13 November 2010 di Aula Gedung A FKIP UNS.
(Dikarenakan seminar nasional dimajukan pada 28 Oktober 2010, sehubungan dengan penyesuaian agenda MENPORA, Andi Mallarangeng)
• Fasilitias yang akan diterima peserta :
- Merchandise
- Sertifikat
- Free Ticket dan fasilitas Seminar Nasional BEM FKIP UNS
• Hadiah Lomba:
Juara 1 = Piala + Piagam Penghargaan + Uang tunai Rp 450.000,00
Juara 2 = Piala + Piagam Penghargaan + Uang tunai Rp 350.000,00
Juara 3 = Piala + Piagam Penghargaan + Uang tunai Rp 250.000,00

Kriteria Penilaian :
- Kesesuaian dengan tema: 15 %
- Sistematika penulisan essay :poin 20 %
- Bahasa yang digunakan: 25 %
- Isi essay: 40%

Lomba ini adalah kerjasama BEM FKIP UNS dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (HIMPROBSI) FKIP UNS.

B. Speech Contest
Peserta : Peserta adalah mahasiswa perguruan tinggi se-Solo Raya
Waktu : 6 November 2010
Ketentuan Lomba :
• Peserta adalah mahasiswa perguruan tinggi se Solo Raya
• Pendaftaran peserta di secretariat BEM FKIP UNS pada tanggal 11-29 Oktober 2010 dengan membawa fotocopy kartu mahasiswa atau dengan mendaftar via SMS ke 085728687384 dengan format SPEECH_NAMA LENGKAP_UNIVERSITAS. Bagi peserta yang mendaftar via SMS dapat menyerahkan fotocopy kartu mahasiswa pada saat technical meeting.
• Pendaftaran dikenakan biaya Rp 20.000,00 dibayarkan pada saat pendaftaran/ technical meeting atau dapat dikirim via bank BTN UNS no.rek 00152-01-51-002328-6 a.n Umi Satiti (bagi yang membayar via bank harap segera konfirmasi ke CP)
• Technical meeting akan dilaksanakan pada Sabtu, 30 Oktober 2010 di Aula Gedung KBM FKIP Jalan Ir. Sutami 36 A Surakarta pada pukul 09.00 WIB.
• Seluruh peserta wajib datang dalam technical meeting. Apabila peserta berhalangan hadir diwajibkan mewakilkan pada orang lain.
• Peserta dapat memilih salah satu sub tema dibawah ini:
1. The Role of Youth in Abolishing Corruption
2. The Most Appropriate Punishment for Corruptor
3. The Effectiveness of Government’s Regulation in Solving Corruption
• Peserta diwajibkan menggunakan bahasa Inggris.
• Setiap peserta mendapatkan waktu selama 5-7 menit untuk menyampaikan pidato.
• Speech contest akan dinilai oleh 3 dewan juri yang ditunjuk oleh panitia.
• Keputusan dewan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
• Pemenang akan diumumkan langsung setelah perlombaan selesai.
• Fasilitias yang akan diterima peserta :
- Merchandise
- Sertifikat
- Snack and Lunch
• Hadiah Lomba:
Juara 1 = Piala + Piagam Penghargaan + Uang tunai Rp 550.000,00
Juara 2 = Piala + Piagam Penghargaan + Uang tunai Rp 450.000,00
Juara 3 = Piala + Piagam Penghargaan + Uang tunai Rp 350.000,00

Kriteria Penilaian:
1. Isi pidato: 40%
2. Bahasa: 35%
3. Penyampaian: 25%

CALL CENTER : 085728687384 (ATIN)

Lomba ini adalah kerjasama BEM FKIP UNS dengan English Students Association (ESA) FKIP UNS.

Menantikan Malam Lailatul Qadar

Menantikan Malam Lailatul Qadar


At Tauhid edisi V/37

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Keutamaan Lailatul Qadar

Pertama, lailatul qadar adalah malam yang penuh keberkahan (bertambahnya kebaikan). Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar: 1). Keberkahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya (yang artinya), “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar: 3-5). Sebagaimana kata Abu Hurairah, malaikat akan turun pada malam lailatul qadar dengan jumlah tak terhingga. Malaikat akan turun membawa kebaikan dan keberkahan sampai terbitnya waktu fajar. (Zaadul Maysir, 6/179)

Kedua, lailatul qadar lebih baik dari 1000 bulan. An Nakho’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan.” Mujahid dan Qotadah berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar.

Ketiga, menghidupkan malam lailatul qadar dengan shalat akan mendapatkan pengampunan dosa. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?

Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)

Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017)

Lalu kapan tanggal pasti lailatul qadar terjadi? Ibnu Hajar Al Asqolani telah menyebutkan empat puluhan pendapat ulama dalam masalah ini. Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada sebagaimana dikatakan oleh beliau adalah lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun (Fathul Baari, 6/306, Mawqi’ Al Islam Asy Syamilah). Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam kedua puluh tujuh atau mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam kedua puluh lima, itu semua tergantung kehendak dan hikmah Allah Ta’ala. Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.” (HR. Bukhari no. 2021)

Para ulama mengatakan bahwa hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tanggal pasti terjadinya lailatul qadar adalah agar orang bersemangat untuk mencarinya. Hal ini berbeda jika lailatul qadar sudah ditentukan tanggal pastinya, justru nanti malah orang-orang akan bermalas-malasan.

Do’a di Malam Lailatul Qadar

Sangat dianjurkan untuk memperbanyak do’a pada lailatul qadar, lebih-lebih do’a yang dianjurkan oleh suri tauladan kita –Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah. Beliau radhiyallahu ‘anha berkata, ”Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau menjawab, ”Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Adapun tambahan kata “kariim” setelah “Allahumma innaka ‘afuwwun …” tidak terdapat satu dalam manuskrip pun. Lihat Tarooju’at no. 25)

Tanda Malam Lailatul Qadar

Pertama, udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi. Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh/terpercaya)

Kedua, malaikat turun dengan membawa ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.

Ketiga, manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.

Keempat, matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim no. 1174)

Bagaimana Seorang Muslim Menghidupkan Malam Lailatul Qadar?

Lailatul qadar adalah malam yang penuh berkah. Barangsiapa yang terluput dari lailatul qadar, maka dia telah terluput dari seluruh kebaikan. Sungguh merugi seseorang yang luput dari malam tersebut. Seharusnya setiap muslim mengecamkan baik-baik sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Di bulan Ramadhan ini terdapat lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa diharamkan dari memperoleh kebaikan di dalamnya, maka dia akan luput dari seluruh kebaikan.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Oleh karena itu, sudah sepantasnya seorang muslim lebih giat beribadah ketika itu dengan dasar iman dan tamak akan pahala melimpah di sisi Allah. Seharusnya dia dapat mencontoh Nabinya yang giat ibadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. ‘Aisyah menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim no. 1175)

Seharusnya setiap muslim dapat memperbanyak ibadahnya ketika itu, menjauhi istri-istrinya dari berjima’ dan membangunkan keluarga untuk melakukan ketaatan pada malam tersebut. ‘Aisyah mengatakan, “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174)

Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Aku sangat senang jika memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk bertahajud di malam hari dan giat ibadah pada malam-malam tersebut.” Sufyan pun mengajak keluarga dan anak-anaknya untuk melaksana kan shalat jika mereka mampu. (Latho-if Al Ma’arif, hal. 331)

Adapun yang dimaksudkan dengan menghidupkan malam lailatul qadar adalah menghidupkan mayoritas malam dengan ibadah dan bukan seluruh malam. Pendapat ini dipilih oleh sebagian ulama Syafi’iyah. Menghidupkan malam lailatul qadar pun bukan hanya dengan shalat, bisa pula dengan dzikir dan tilawah Al Qur’an (Lihat ‘Aunul Ma’bud, 3/313, Mawqi’ Al Islam, Asy Syamilah). Namun amalan shalat lebih utama dari amalan lainnya di malam lailatul qadar berdasarkan hadits, “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

Bagaimana Wanita Haidh Menghidupkan Malam Lailatul Qadar?

Juwaibir pernah mengatakan bahwa dia pernah bertanya pada Adh Dhohak, “Bagaimana pendapatmu dengan wanita nifas, haidh, musafir dan orang yang tidur (namun hatinya dalam keadaan berdzikir), apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?” Adh Dhohak pun menjawab, “Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Siapa saja yang Allah terima amalannya, dia akan mendapatkan bagian malam tersebut.” (Latho-if Al Ma’arif, hal. 331)

Dari riwayat ini menunjukkan bahwa wanita haidh, nifas dan musafir tetap bisa mendapatkan bagian lailatul qadar. Namun karena wanita haidh dan nifas tidak boleh melaksanakan shalat ketika kondisi seperti itu, maka dia boleh melakukan amalan ketaatan lainnya. Yang dapat wanita haidh lakukan ketika itu adalah: (1) Membaca Al Qur’an tanpa menyentuh mushaf, (2) Berdzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (laa ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah) dan dzikir lainnya, (3) Memperbanyak istighfar, dan (4) Memperbanyak do’a. (Lihat pembahasan di “Al Islam Su-al wa Jawab” pada link http://www.islam-qa.com/ar/ref/26753)

Beri’tikaf Demi Menanti Lailatul Qadar

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau. Inilah penuturan ‘Aisyah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan malam lailatul qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat dengan Rabbnya, banyak berdo’a dan banyak berdzikir ketika itu. (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim 1172)

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika ingin beri’tikaf.

Pertama, i’tikaf harus dilakukan di masjid dan boleh di masjid mana saja. I’tikaf disyari’atkan dilaksanakan di masjid berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid” (QS. Al Baqarah: 187). Demikian juga dikarenakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu juga istri-istri beliau melakukannya di masjid, dan tidak pernah di rumah sama sekali.

Menurut mayoritas ulama, i’tikaf disyari’atkan di semua masjid karena keumuman firman Allah di atas (yang artinya) “Sedang kamu beri’tikaf dalam masjid”. Adapun hadits marfu’ dari Hudzaifah yang mengatakan, ”Tidak ada i’tikaf kecuali pada tiga masjid yaitu masjidil harom, masjid nabawi dan masjidil aqsho”. Perlu diketahui, hadits ini masih dipersilisihkan statusnya, apakah marfu’ (sabda Nabi) atau mauquf (perkataan sahabat).

Kedua, wanita juga boleh beri’tikaf sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan istri beliau untuk beri’tikaf. Namun wanita boleh beri’tikaf di sini harus memenuhi 2 syarat: (1) Diizinkan oleh suami dan (2) Tidak menimbulkan fitnah (masalah bagi laki-laki).

Ketiga, yang membatalkan i’tikaf adalah: (1) Keluar masjid tanpa alasan syar’i atau tanpa ada kebutuhan yang mubah yang mendesak (misalnya untuk mencari makan, mandi junub, yang hanya bisa dilakukan di luar masjid), (2) Jima’ (bersetubuh) dengan istri berdasarkan Surat Al Baqarah: 187 di atas.

Keempat, hal-hal yang dibolehkan ketika beri’tikaf di antaranya: (1) Keluar masjid disebabkan ada hajat seperti keluar untuk makan, minum, dan hajat lain yang tidak bisa dilakukan di dalam masjid, (2) Melakukan hal-hal mubah seperti bercakap-cakap dengan orang lain, (3) Istri mengunjungi suami yang beri’tikaf dan berdua-duaan dengannya, (4) Mandi dan berwudhu di masjid, dan (5) Membawa kasur untuk tidur di masjid.

Kelima, jika ingin beri’tikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan, maka seorang yang beri’tikaf mulai memasuki masjid setelah shalat Shubuh pada hari ke-21 (sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan keluar setelah shalat shubuh pada hari ‘Idul Fithri menuju lapangan.

Keenam, hendaknya ketika beri’tikaf, sibukkanlah diri dengan melakukan ketaatan seperti berdo’a, dzikir, bershalawat pada Nabi, mengkaji Al Qur’an dan mengkaji hadits. Dan dimakruhkan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat. (pembahasan i’tikaf ini disarikan dari Shahih Fiqih Sunnah, 2/150-158)

Semoga Allah memudahkan kita menghidupkan hari-hari terakhir di bulan Ramadhan dengan amalan ketaatan. Hanya Allah-lah yang memberi taufik. [Muhammad Abduh Tuasikal]

RSBI

RSBI
RSBI Hilangkan Nasionalisme Siswa

Kamis, 22 Juli 2010 | 09:47 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Usaha pemerintah membentuk rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) di sekolah-sekolah negeri dikritik keras dalam sarasehan nasional di Universitas Negeri Malang (UNM) di Malang, Jawa Timur, Rabu (21/7/2010). Beberapa pembicara mengungkapkan, konsep RSBI malah jadi salah satu penyebab siswa tak lagi lekat dengan nilai-nilai Pancasila.

'Tak masalah kalau pakai bahasa Inggris di sekolah, tetapi jangan adopsi kurikulum luar. Akibatnya, ajaran Pancasila lama-lama hilang.'
-- Sri Edi Swasono

Salah satu penyebab tersebut diungkapkan oleh ekonom Sri Edi Swasono. Tidak masalah kalau kita mau pakai bahasa Inggris di sekolah, tetapi jangan adopsi kurikulum luar untuk sekolah kita. Akibatnya, ajaran Pancasila lama-lama hilang, tutur Edi.

Edi sangat menyayangkan pembelajaran di Tanah Air berkiblat ke Barat. Padahal, seharusnya lebih mengedepankan potensi negara dalam kurikulum nasional.

Coba, kita punya laut, mengapa oseanografi tidak diajarkan. Kita punya hutan, kenapa ilmu kehutanan tidak jadi pembelajaran, ujarnya mengkritik.

Rektor Universitas Wisnuwardhana Suko Wiyono pun menganggap konsep RSBI tidak efektif. RSBI hanya mengubah cara menyampaikan pelajaran dengan bahasa Inggris. Yang menyedihkan, kemampuan bahasa Inggris guru tidak lebih baik dari siswanya, kata Suko. (nab)

Sumber: Kompas.Com
http://edukasi.kompas.com/read/2010/07/22/09472391/
RSBI.Hilangkan.Nasionalisme.Siswa.

MAGANG BEM FKIP


Diberitahukan kepada mahasiswa baru 2010 bahwa BEM FKIP membuka kesempatan magang buat kamu-kamu semua yang peduli terhadap Bangsa ini. Pendaftaran masih dibuka lho. Caranya dateng aja ke BEM FKIP dan isi formulirnya...
Atau hubungi no.085642460007 (Asty Pratiwi) Atau 085642512410 (Wachid/presiden)

MAHASISWA BARU SEMANGAT BARU



Mahasiswa baru selalu menjadi perhatian utama segenap civitas academica di suatu univesitas, tak terkecuali Universitas Sebelas Maret Surakarta yang saat ini tengah menyambut mahasiwa baru 2010. Pihak rektorat tentunya telah mempersiapkan penyambutan mahasiswa baru jauh-jauh hari dan bukan merupakan hal yang terlalu istimewa. Namun, bagi mahasiswa baru ini adalah moment munculnya semangat baru. Mahasiswa baru tentunya akan merasakan sensasi yang berbeda ketika memasuki dunia perkuliahan yang begitu kompleks dengan segala ideologi dan sudut pandang. Disinilah, mahasiswa baru dengan semangat yang baru perlu menentukan posisi dirinya. Apakah dia hanya akan menjadi mahasiswa biasa atau sekedar menjadi mahasiswa yang luar biasa dengan mengusung perannya sebagai agen perubahan yang semakin dekat dengan puncak kepemimpinan.










Mahasiswa merupakan golongan yang netral dan berintelektualitas tinggi, paling tidak itulah anggapan masyarakat kita. Sejauh mana mahasiswa mampu membuktikan hal itu ditentukan oleh sepak terjangnya untuk membuktikan hal tersebut kepada bangsa dan masyarakat. Para pendahulu kita telah membuktikan eksistensinya sebagai mahasiswa dengan membawa misi perubahan dengan menjadi penyambung lidah rakyat. Dengan segala macam aksi yang dilakukannya mahasiswa menjelma menjadi kekuatan besar yang menghasilkan karya nyata. Ditengah-tengah kedzaliman pemerintah dimasa silam, mahasiswalah yang paling berperan dalam menyuarakan aspirasi masyarakat dan berbuah pada berakhirnya kedzaliman di negeri ini. Namun, sepak terjang mahasiswa belum selesai. Peran mahasiswa dalam melakukan control terhadap pemerintah tidak akan pernah berkhir. Kalau para pendahulu kita bisa melakukan hal-hal besar, maka kita pasti bisa melakukan yang lebih besar.
Semangat baru mahasiswa baru bak oase ditengah padang pasir yang tandus. Keberadaan mahasiswa baru merupakan angin segar bagi keberlangsungan peran mahasiswa sebagai agen perubahan itu sendiri. Sebagai generasi muda yang potensial dan intelek, mahasiswa baru merupakan harapan baru bagi segenap bangsa untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa baru hendaknya jangan hanya puas dengan menjadi mahasiswa biasa yang hanya berkutat dengan urusan kuliah saja karena sejatinya banyak hal, pengalaman, dan pelajaran yang dapat ditimba dari dunia perkuliahan. Jadilah mahasiswa yang berkontribusi bagi bangsa karena mahasiswalah kaum yang paling dekat dengan tampuk kepemimpinan.

DEPSOSPOR ADAKAN OUTBOND

Minggu, 27 Juni 2010 bertempat di waduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri departemen sosial pemuda dan olah raga BEM FKIP mengadakan outbond ceria bersama adik-adik dusun binaan. Dusun binaan sendiri adalah program kerja BEM FKIP yang telah lama beralngsung dengan memberikan les gratis untuk anak-anak usia sekolah dasar. Ini merupakan wujud bhakti pendidikan BEM FKIP kepada masyarakat. Outbond ceria ini adalah agenda tahunan depsospor di akhir semester untuk memberikan refreshing kepada adik-adik binaan. Outbond yang diisi beberapa permainan tersebut diikuti oleh adik-adik dengan antusias. Permainan-permainan dalam outbond tersebut mempunyai tujuan untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan kerjasama adik-adik.
“Outbond ceria tersebut bertujuan untuk memberikan refreshing setelah ujian semester dan UASBN, memberikan pengalaman belajar di alam terbuka, dan mengembangkan kreativitas,” ungkap Umi Sartika Sari, kadiv sosial pemuda BEM FKIP.
Rencananya, kegiatan semacam ini akan terus dilakukan oleh BEM FKIP sebagai wujud nyata pengabdian kepada masyarakat yang menjadi salah satu visi BEM FKIP kabinet berkarya.

IOM BERIKAN FASILITAS UNTUK KBM


Setelah membangun shelter dan lapangan futsal untuk mahasiswa untuk mahasiswa, IOM memberikan hibah berupa LCD, layar proyeksi, dan sound system untuk Keluarga Besar Mahasiswa FKIP. Hal ini adalah usulan dari segenap rekan-rekan HMP, HMJ dan UKM agar KBM mempunyai alat-alat tersebut guna kelancaran kegiatan. Usulan ini ditindaklanjuti oleh BEM FKIP dengan mengajukan proposal ke pihak IOM dan dikabulkan. Alat-alat tersebut akan digunakan secara bersama-sama oleh HMP, HMJ, dan UKM dilingkungan FKIP dengan dikoordinasi BEM FKIP sebagai penanggungjawab. IOM sebagai perwujudan orang tua mahasiswa memang sudah selayaknya memberikan bantuan dan dukungan untuk kegiatan mahasiswa.

Selain itu, IOM juga menanggapi kritikan mahasiswa mengenai kerusakan lapangan futsal dan panggung, IOM berjanji akan segera memperbaiki guna memberikan kenyamanan bagi mahasiswa dalam berkatifitas. (infokom)